Pondok Pesantren Al-Mu’awanah bersama warga setempat akan menggelar salat tarawih pertama Ramadan 1446 Hijriah pada Jumat (28/2/25) malam. Salah satu agenda utama adalah salat tarawih berjemaah yang berlangsung di masjid Pondok Pesantren Modern Al-Mu’awanah. Setelah mendengar pengumuman resmi dari Kementerian Agama mengenai penetapan awal Ramadan, K. H. Ade Tamim, selaku Pimpinan Pondok Modern Al-Mu’awanah, mengajak seluruh warga dan santri untuk melaksanakan salat tarawih berjemaah. Meskipun salat Tarawih dapat dilakukan sendiri atau berjemaah, jumhur ulama lebih mengutamakan pelaksanaannya secara berjemaah.
Salat Tarawih merupakan salah satu bentuk qiyamul lail yang dikerjakan khusus pada bulan Ramadan. Nama “tarawih” berasal dari kebiasaan Rasulullah SAW dan para sahabat yang beristirahat setiap kali menyelesaikan salam. Dalam buku Pintar Shalat karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, dijelaskan bahwa tata cara salat Tarawih dan Tahajud hampir sama. Salat ini biasanya dilakukan dengan delapan rakaat ditambah tiga rakaat Witir. Delapan rakaat tersebut bisa dikerjakan dengan format empat rakaat satu salam atau dua rakaat satu salam. Pelaksanaan empat rakaat satu salam berlandaskan hadits Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Aisyah RA, sedangkan dua rakaat satu salam didasarkan pada hadits Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA.
Mengenai keutamaan salat Tarawih, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (رواه الجماعة عن أبي هريرة)
Artinya: “Siapa yang melaksanakan Qiyamu Ramadan (salat Tarawih) karena iman dan hanya mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Jamaah dari Abu Hurairah).
Pada pelaksanaan salat Tarawih perdana ini, K. H. Ade Tamim bertindak sebagai imam sekaligus khatib. Salat Tarawih akan dilaksanakan sebanyak 11 rakaat, dengan khutbah kultum bertema doa melihat hilal. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga akan membimbing para santri dan warga untuk bersama-sama membaca doa melihat hilal sebagai tanda permulaan Ramadan:
أَللهُ أَكْبَرُ, اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
Artinya: “Allâh Maha Besar! Ya Allâh! Tampakkanlah bulan sabit ini kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, serta taufik untuk menjalankan syariat yang Engkau sukai dan ridhai. Rabb kami dan Rabb-mu (bulan sabit) adalah Allâh.”
[HR. At-Tirmidzi, 5/470; no. 3451; Ad-Dârimi, 1/336; dan lihat Shahîhut Tirmidzi, 3/157 dan Ibnu Hibbân lihat Shahîh Mawâriduzh Zham’ân, no. 2014. Lihat, Doa & Wirid, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam asy Syafi’I, Cet. III, Th. 2003, hlm. 213-214]
Referensi : https://almanhaj.or.id/6055-doa-melihat-hilal-berbuka-puasa-memberikan-buka-puasa.html

Pelaksanaan Sholat Tarawih

Sholat Tarawih

Sholat Tarwih